Selasa, 22 Maret 2011

Penyiapan Lahan Sengon

Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padangrumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).

Habitat Sengon

Tanah. Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Iklim. Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 - 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° - 27 °C.
Curah Hujan. Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 - 4000 mm.
Kelembaban. Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.

Teknik Budidaya Sengon : Mencari Lahan yang Cocok

Menentukan lahan mana yang cocok untuk budidaya perkebunan Sengon itu sangat penting. Karena, salah memilih lahan itu sama dengan membuang duit ke laut. Maka dari itu hati-hati dalam memilih lahan yang akan kita beli.
Yang perlu diperhatikan pertama kali adalah biasakan menanam Sengon di lahan milik sendiri. Lakukan pembebasan tanah. Kemudian kita tanam. Karena dengan lahan milik sendiri risiko direcoki orang lain menjadi kecil.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kandungan unsur hara di tanah itu. Pertanyaannya, bagaimana mengetahui satu tanah mempunyai kandungan unsur hara yang bagus?
Biasanya tanah yang mengandung unsur hara mempunyai ciri-ciri sebagai berikut; Tanah berwarna hitam, banyak tumbuhan yang hidup di atasnya segar dengan daun hijau. Dan bukan bekas tanah yang pernah ditanami Singkong. Untuk yang terakhir ini telisik sejarah tanah itu.
Apakah Sengon bisa hidup di rawa-rawa? tanah gambut? berpasir? berbatu dan tanah tandus atau gersang?
Secara prinsip kultur Sengon bisa tumbuh diberbagai macam jenis tanah. Sengon hanya akan terganggu atau mengalami pertumbuhan lambat kalau ditanam di rawa yang banyak airnya, lahan gambut dan tanah berbatu. Tapi Sengon akan tumbuh bagus di lahan kering dan tanah berpasir.
 Tentu sebagian besar Sengon kalau kita cermati hidup di lahan kering. Asal waktu penanamannya tepat, terutama saat musim hujan dan pemberian pupuk bagus, pertumbuhan Sengon akan bagus pula.
 Lalu apakah Sengon bisa bagus tumbuh di tanah datar? tanah berbukit landai atau tanah berbukit terjal? Sengon akan tumbuh bagus di bukit yang terjal. Semakin terjal semakin bagus. Tapi Sengon akan kalah pertumbuhannya di lahan yang relatif datar, jika digandingkan dengan tanah berbukit.
Memang, menanam Sengon di tebing terjal meningkatkan biaya produksi dan sedikit kesulitan ketika memanen. Akan tetapi hasil dari log tebangannya jauh  lebih mantap, akibat pertumbuhan yang cepat itu.
Mana yang tepat, menanam sengon di Jawa atau di luar Jawa? Sayangnya Sengon akan tumbuh bagus di Jawa. Banyak teman saya yang menanam Sengon di luar Jawa tidak bisa menghasilkan tebangan yang optimal. bahkan ada yang mengering ketika berumur 2 tahun.

Sebatas saran, buru lahan-lahan murah di Jawa. Untuk menanam Sengon tidak perlu lahan yang lokasinya di pinggir jalan, ada akses masuk dan sebagainya. Makin berbukit dan tidak ada akses mobil makin bagus. karena bisa memperkecil tingkat pencurian kayu.  Selamat mencoba.

Penanaman Sengon

Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
  • Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
  • Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 - 1 m, lebar 1 - 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
  • Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
  • Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati - hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.

Pembibitan Sengon

a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hamaataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
  • Kulit bersih berwarna coklat tua
  • Ukuran benih maksimum
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam
  • Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut
Keterangan :
  • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
  • Jarak tanam 3 x 2 meter
  • Satu lubang satu benih sengon
  • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
  • Daya tumbuh 60 %
  • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 - 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
  • Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
  • Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
  • Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
  • Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.